Cerita Rakyat Barito Timur :Kampung Balawa
Cerita Rakya Barito Timur :
KAMPUNG BALAWA
(cerita ini saya tulis berdasarkan cerita dari mulut kemulut yang beredar di keluarga kami)
Ada
sebuah kampung yang dikenal dengan Balawa kampung ini adalah salah satu Kampung
dari orang Ma’anyan Paju Epat.di sebut Paju Epat karena Suku Dayak Ma’anyan ini
berasal dari Empat Paju atau empat Kampung yang berdekatan.Empat Kampung itu
adalah Siung,Telang,Murutuwu dan Balawa.
Pada
zaman dahulu keempat kampung ini sering mendapat Usak atau di Serang oleh Suku
dayak lain.tak terkecuali Kampung Balawa.
Di
pinggir kampung Balawa ada sebuah pohon yang sangat besar yaitu Pohon Binjai.Pohon inilah yang menjadi
patokan bagi musuh yang datang menyerang kampung ini sehingga Kampung ini dapat
dengan mudah ditemui oleh musuh.
Daerah
Balawa di pimpin oleh Seorang Damang (Pemimpin Suku Dayak) yang memiliki Ilmu
menyembunyi kan Kampung nya. Sehingga Balawa tidak pernah di temukan oleh musuh
yang ingin menyerang dan merampok Kampung ini.
Ketika
ada kebetulan ada beberapa orang dari Suku Dayak lain yang melewati kampung
Balawa ketika berburu. Maka mereka melihat bahwa Kampung Balawa adalah daerah
yang subur .maka ketika mereka kembali ke kampung mereka di ceritakan merekalah
yang mereka lihat kepada Pemimpin mereka.maka timbulah niat mereka untuk
menyerang dan merampok kampung itu.
Maka
pergilah mereka menuju Kampung Balawa. Namun kedatangan mereka di ketahui oleh
masyarakat Balawa yang melihat iring-iringan mereka menuju Kampung Balawa. Maka
dia menemui Damang Balawa untuk member itahu bahwa ada musuh yang menyerang
dengan Ilmu yang dia miliki Damang itu menyembunyikan kampung nya Sehingga
Kampung itu tidak dapat di temui oleh musuh.
Ketika
para musuh itu sampai di daerah Balawa mereka tidak dapat menemukan Kmapung
itu.tapi mereka yakin bahwa di daerah itulah Kampung Balawa.sebab ada Pohon
Binjai yang sangat besar yang menjadi patokan mereka.
Namun
yang mereka lihat hanyalah hutan belantara yang sangat lebat,sedangkan Kampung
Balawa adalah daerah yang cukup ramai.tetapi saat mereka datang untuk menyerang
daerah itu tiba-tiba menjadi hutan dan mereka hanya mendengar suara kokokan
ayam ketika pagi tiba dan suara babi yang kelaparan.
Namun
orang ma’anyan di Balawa dapat melihat dengan jelas musuh berkeliling Kampung
bahkan di bawah rumah Betang ketika mereka telah berkeliling mencari Kampung
itu selama dua hari maka merekapun pulang
dengan Perasaan Kecewa sebab yang mereka temukan hanyalahhutan yang
gelap oleh rindangnya pohon-pohon
besar,maka nereka menyebut daerah itu balawa yang artinya gelap. Sebutan itulah
yang menjadi nama dari kampung itu sampai sekarang.
Pada
suatu hari Damang Balawa mengumpulkan para tokoh adat dan masyarakat Balawa
untuk bermusyawarah bagaimana caranya supaya Kampung mereka tidak di serang. Ia
kuatir walaupun ia mampu menyembunyikan kampung nya pada suatu hari nanti ada
musuh yang berhasil menemukan kampung
mereka.
Dan
musyawarah itu di sepakatilah mereka untuk menebang pohon Binjai besar itu yang
menjadi penanda bagi musuh yang ingin menyerang Kampung Balawa. Sebab karena
adanya pohon itu maka musuh dengan mudah menemukan daerah Balawa.
Maka
keesokan harinya para Pemuda kampung pun bersiap untuk Menebang pohon itu
dengan alat beliung tapi anehnya Pohon itu tidak dapat di tebang setiap satu
kulit terkelupas maka kulit itu menutup kembali.sehingga mereka tidak berhasil
menebang pohon itu .
Pada
malam harinya Damang Balawa bermimpi didatangi seseorang dan berkata usaha
mereka untuk menebang Pohon Binjai itu
adalah sia-sia karena walau bagai manapun mereka tidak akan bisa menebang pohon
itu.orang itu berkata bahwa ada Seekor Kera berbulu Emas yang tangan kirinya
memegang pohon itu dan tangan kanan nya menjangkau awan .
Pohon
itu dapat di tebang jika penduduk balawa memenuhi syarat nya. Keesokan harinya
Damang memberitahu penduduk mimpinya malam tadi maka mereka memenuhi syarat
seperti yang disampaikan orang di dalam mimpi damang itu.
Setelah
itu mereka pun kembali menebang Pohon itu setelah hampir satu hari barulah
pohon itu tumbang tepat ditengah-tengah
Kampung Balawa dan sangat terasa oleh mereka getaran yang ditimbulkannya.maka
bersoraklah mereka bergembira karena berhasil menebang pohon itu.
Kehidupan
pun kembali seperti biasa batang pohon Binjai yang tumbang itu di gunakan
masyarakat untuk menjemur kain bahalai sehabis di gunakan dalam Ijambe atau
upacara kematian orang Dayak ma’anyan maka batang pohon itu lama kelamaan
menjadi berwarna hitam.
Pada
suatu hari ada seorang penduduk berkata kepada temannya “coba kamu lihat batang
pohon itu mirip naga coba perhatikan panjang pohon ini dan dahannhya dua keatas
mirip tanduk”.
Sampai
pada suatu hari ada seorang perempuan mencari rebung kehutan setelah itu ia
mengupas kulit rebung itu diatas batang pohon itu. Maka tidak di sengaja
sebetan Mandau nya mengenai batang Pohon itu dan Kulit Pohon itu terkelupas dan
pohon itu mengeluarkan cairan berwarna merah seperti darah maka perempuan
itupun lari ketakutan.sambil berteriak bahwa Pohon itu adalah naga.
Dia
menceritakan kepada penduduk lain.maka maka ramailah orang sekampung
membicarakan hal itu hanya satu orang yang berkata.”Tidak mungkin itu
naga.cairan merah itu memang getah Pohon Binjai itu”.
Pada
Malam harinya hujan turun dengan sangat deras sehingga malam itu sangat
sepi.Damang Balawa kembali bermimpi di datangi seseorang dan berkata “Apa salah
kami sehingga kalian begitu benci.kalian sudah menebang kami sekarang kalian
menyebut kami naga.baiklah kami akan pergi jauh dari sini”.
Maka
keesokan harinya pada pagi harinya ketika penduduk Balawa terbangun mereka melihat batang pohon
besar itu tidak ada lagi kini yang ada hanyalh aliran sungai di bekas batang
pohon itu membelah kampung Balawa.maka jika orang itu beruntung mereka dapat
melihat Tunggul pohon itu di dalam air sebesar bulatan drum. Masyarakat sekitar
percaya bahwa ketika seorang ibu yang hamil beruntung bisa menemukan tunggul
pohon itu ketika mandi disungai itu dan berdiri diatas nya maka anak yang
dilahirnya akan tampan atau cantik.tapi tidak semua orang yang dapat menemui
tunggul pohon Binjai besar itu.
Kampung
Balawa sampai sekarang masih kita kenal,sebuah kampung yang teletak di
Kecamatan Paju Epat kabupaten Barito Timur.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus